Kamis, 16 Januari 2014

Contoh Proposal

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MEMBACA MAJALAH WANITA DENGAN TINGKAT PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK OLEH REMAJA PUTRI

A.    Latar Belakang Masalah
            Media penyampaian informasi mengalami perkembangan yang sangant pesat. Hal tersebut nampak dari makin beragamnya media yang digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi. Media massa merupakan salah satu media massa yang mampu menjangkau masyarakat luas, memegang peranan penting dalam proses pembentukan masyarakat. Setiap hari kita diterpa oleh berbagai macam informasi yang disampaikan melalui media massa. Secara langsung maupun tidak langsung informasi yang disampaikan oleh media massa tidak terhindarkan lagi diterima oleh masyarakat.
            Salah satu media massa yang saat ini berkembang dikalangan para wanita khususnya remaja putri adalah majalah wanita. Sekarang ini banyaknya jenis majalah yang berdar di masyarakat mampu memberikan penafsiran yang berbeda pada tiap masyarakat, kemudian dapat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup khususnya para remaja putri. Salah satu yang menjadi kebutuhan wanita khusunya remaja putri adalah kosmetik. Kosmetik dan wanita adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
            Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya majalah wanita yang ditawarkan sebagai bahan referensi kaum wanita dalam memilih mode dan gaya hidup.berbagai majalah dengan bergaia konten dan isi yang berbeda sekarang ini banyak sekali menyebar di masyarakat. Salah satunya adalah majalah yang menyajikan berbagai pernak-pernik kebutuhan wanita. Kosmetik adalah bagian dari salah satu isi konten dalam majalah wanita yang digemari para kaum wanita.
            Majalah wanita mampu memberikan pengaruh peran dalam pemaknaan pesan, penyampaian informasi, fakta maupun budaya masyarakat dari penyampai berita kepada masyarakat. Informasi yang seakan tak terbatas, disampaikan dan dirangkum sedemikian rupa dalam konten isi majalah wanita khususnya iklan kosmetik yang ditawarkan.
           
B.     Rumusan Masalah
            Media massa dan peremouan adalah dua hal yang hampir selalu berkaitan dan akan sangat terasa dalam pembahasan mengani representasi perempuan dalam media massa. Pada umumnya penggambaran perempuan dalam media massa diwarnai oleh berbagai macam pencitraan dengan perempuan cantik. Hal tersebut dapat dilihat dari tayangan iklan yang banyak menampilkan perempuan hanya dari penampilan fisik mereka. perempuan disudutkan dengan anggapan dan standar perempuan cantik yang dianggap idela dalam masyarakat (Melliana, 2006).
            Kemudian perlukah diketahui apakah iklan-iklan kosmetik dalam majalah wanita tersebut mampu menimbulkan sutau penggunaan produk kosmetik pada khalayaknya atau tidak. Tanggapan khalayak pada penelitian ini hanya akan dibatasi pada remaja putri. Selain itu penelitian ini menfokuskan pada iklan kosmetik di majalah, mengingat sekarang ini banyak sekali majalah yang berdar dan menawarkan kosmetik yang dikemas dengan sedemikian rupa.
            Kemudian yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana hubungan antara aktivitas membaca majalah wanita dengan tingkat penggunaan kosmetik pada remaja putri?

C.     Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis mengenai hubungan antara konten isi iklan ksometik dalam majalah wanita dan penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri. Karakteristik remaja putriserta pola, intensitas dan aktivitas yang dilakukan remaja putri mampu mengambarkan sejauh mana iklan kosmetik di majalah mampu mempengaruhi remaja putri unruk menggunakan produk kosmetik yang ditawarkan kepada mereka.
            Kegunaan bagi peneliti lain adalah sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian mengenai iklan kosmetik dengan penggunaan produk kosmetik selanjutnya. Sedangkan bagi pembaca, khususnya remaja putri diharapkan mampu menjadi cerminan akan adanya pengaruh media massa khususnya dalam hal ini adalah majalah wanita dalam mempengaruhi penggunaan produk-produk kosmetik yang ditawarkan.
            Selanjutnya penelitian ini akan berguna bagi pihak-pihak yang bergerak dibidang produksi suatu produk maupun bidang periklanan serta penerbit majalah sebagai media yang mencetak iklan pada majalah. Pihak produsen tidak hanya mementingkan aspek komersil saja, tetapi mampu memproduksi produk kecantikan dengan manfaat dan kualitas yang sesuai dan tepat. Pihak penerbit majalah agar dapat mampu membantu menyampaikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca majalah wanita, khususnya remaja putri.

D.    Telaah Pustaka
1.        Proses dan Efek Komunikasi Massa
            Komunikasi adalah suatu proses berbagi (sharing process) informasi, ide atau sikap antara seseorang dengan orang lain dengan maksud untuk menumbuhkan suatu kebersamaan (communness), sehingga pemberi pesan komunikasi (komunikator) atau penerima pesan komunikasi (komunikan) memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu (Schramm, 1971). Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Tan dan Wridht, dalam Liliweri, 1992).
            Menurut Nurudin (2007), komunikasi massa memiliki beberapa ciri umum yaitu: komunikator melembaga, komunikan bersifat heterogen,
pesannya bersifat umum, komunikasinya berlangsung satu arah, komunikasi menimbulkan keserempakan, penyebaran pesan dikontrol oleh gatekeeper. Selanjutnya, Nurudin (2007) menjelaskan mengenai beberapa fungsi dari komunikasi massa terkait dengan adanya media massa sebagai berikut:
a         Memberikan informasi khususnya berita-berita yang disajikan, dimana seiring perkembangan zaman, menjadi semakin kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa-peristiwa secara multidimensi dan mengungkap latar belakang peristiwa.
b        Fungsi persuasi atau mengajak khalayak, dimana menurut Josep A. DeVito, dalam Nurudin (2007), persuasi bisa datang dari berbagai bentuk: (a) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (b) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (c) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (d) mengenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
c         Fungsi transmission of values (penyebaran nilai-nilai) yaitu suatu sosialisasi yang mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Televisi berpotensi mewujudkan sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) bagi pemirsanya (Karlinah, dalam Nurudin, 2007).

2.        Majalah Sebagai Media Komunikasi Massa
Media massa yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai), memainkan peran penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan. Media massa melalui presentasi selektif dan penekanan pada tema-tema tertentu menciptakan kesan di antara para khalayaknya dan mampu membentuk stereotipe seksual kita dan citra anggota khalayak terutama yang menyangkut materialisme dan konsumerisme (Fleur, dalam Severin dan Tankard Jr, 1992). Majalah sebagai salah satu media massa cetak menyampaikan suatu studi yang terkait dengan teks, khalayak, dan makna. Majalah mampu memberikan pengaruh peran dalam pemaknaan pesan dalam penyampaian informasi, fakta maupun budaya masyarakat dari penyampai berita kepada masyarakat itu sendiri. Majalah mampu menjadi media yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

3.        Iklan Majalah Wanita
            Menurut Kasiyan (2008), iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar dan majalah. Iklan meliputi tiga bentuk utama, yaitu iklan komersial, layanan masyarakat, dan iklan promo: Pertama, iklan komersial yaitu iklan yang semata-mata ditujukan untuk kepentingan komersial dengan harapan bilamana iklan tersebut ditayangkan, maka produsen akan memperoleh keuntungan komersial. Kedua, iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang dimaksudkan untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan tidak untuk memperoleh keuntungan komersial. Ketiga, iklan promo yaitu iklan yang berisi pesan-pesan yang biasanya dibuat oleh pengelola televisi untuk mempromosikan program-program acara stasiun televisi agar khalayak tertarik menonton acara yang akan ditayangkan. Iklan memiliki maksud untuk mendorong serta membujuk atau mempersuasi kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan.
            Dampak negatif iklan bagi pertumbuhan masyarakat dan ekonomi terkait dengan penyalahgunaan pemasaran dengan tindakan yang berpangkal pada penggunaan iklan (Kasali, 1992). Bentuk iklan-iklan tersebut, salah satunya iklan produk kosmetik, menjerumuskan pola pikir dan pemahaman masyarakat pada ideologi kebudayaan yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa dan memungkinkan terciptanya sikap konsumtif yang berlebihan, serta tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat golongan tertentu. Salah satu golongan dalam masyarakat tersebut adalah golongan remaja, khususnya remaja putri. Proses pencarian identitas diri berikut usaha untuk independen dalam diri seorang remaja, khususnya remaja putri, menjadikan mereka rentan terhadap berbagai pengaruh lingkungan, termasuk iklan yang menggambarkan bahwa cantik itu penting dalam pergaulan, atau pula digambarkannya citra kecantikan dengan ukuran tertentu seperti kulit putih, rambut lurus, dan semacamnya.

4.        Penggunaan Kosmetik Oleh Remaja Putri
Istilah kosmetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu kosmetikos yang artinya terampil berdandan. Tujuan berdandan itu sendiri adalah untuk memenuhi hasrat manusiawi seseorang yang ingin tampil menarik dan cantik. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk dapat tampil cantik dan menarik, salah satunya adalah dengan menggunakan produk kosmetik. Definisi kosmetika menurut UU Periklanan Nomor 24 tahun 1997, adalah campuran bahan-bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dan digunakan pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat.
Menurut Murti (2003), jenis kosmetik terdiri dari beberapa seri dengan kegunaannya masing-masing, antara lain adalah untuk: (1) seri perawatan wajah, terdiri dari bedak muka, baik yang berupa bedak padat maupun bedak tabur, susu pembersih muka, astringent, alas bedak, maskara, lipstick, lipgloss/lipbalm, pensil alis, eye shadow, pemerah pipi (blush on); (2) seri perawatan tubuh, terdiri dari sabun mandi, baik yang berupa sabun cair maupun sabun padat, lulur ataupun mangir, handbody lotion, bedak atau talk, parfum dan aftershave; dan (3) seri perawatan rambut, terdiri dari shampo, shampo anti ketombe, pengeriting rambut, krim creambath, tonik atau cairan penyubur rambut, cat rambut dan lain-lain. Budiman (dalam Murti, 2003) mengatakan bahwa, banyak konsumen yang memanfaatkan produk kosmetik untuk tujuan keindahan dan menutupi kekurangan diri. Setiap orang, terutama perempuan, tentu ingin selalu tampil cantik. Tidak heran jika beberapa langkah dilakukan demi meraih dambaannya tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan produk kosmetik. Fase remaja merupakan fase dimana pola konsumsi seseorang terbentuk. Pengakuan dari masyarakat dan lingkungan seolah-olah menjadi jaminan hidup yang harus diperebutkan pada diri remaja khususnya remaja putri. Pada akhirnya mereka terjebak dengan pola konsumtif yang mengantarkan para remaja putri kedalam sikap hedonis atau keduniawian (Tambunan, 2001). Berdasarkan pengertian yang dijelaskan, dapat dikatakan bahwa, remaja putri mempunyai kecenderungan untuk menjadi pasar yang potensial bagi para produsen untuk memasarkan produk-produk mereka

E.     Hipotesis Penelitian
Hipotesis pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan nyata antara aktivitas membaca majalah wanita dengan tingkat penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri”. Selain hipotesis pokok dalam peneitian ini juga ada hipotesis nol yaitu “terdapat hubungan yang negatif antara aktivitas membaca majalah wanita dengan tingkat penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri.

F.      Kerangka Berpikir
Penjelasan diatas dapat dirangkai menjadi sebuah kerangka pemikiran yang mengangkat tema mengenai hubungan antara aktivitas membaca majalah wanita dengan tingkat penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri. Kerangka pemikiran ini dirancang untuk menerangkan bahwa karakteristik remaja yang dibagi menjadi karakteristik internal dan karakteristik eksternal serta pola menonton membaca iklan pada majalah wanita merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketertarikan remaja putri untuk menggunakan kosmetik. Selanjutnya, ketertarikan akan penggunaan kosmetik dapat mempengaruhi tingkat penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri.
Karakteristik internal remaja yang dilihat dalam penelitian ini adalah usia, motif, daerah asal, dan uang saku. Usia dimasukkan dalam karakteristik internal remaja putri dengan alasan perbedaan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang memungkinkan remaja putri berbeda dalam ketertarikannya menggunakan produk kosmetik. Motif dimasukkan dalam karakteristik internal remaja putri dengan alasan perbedaan kebutuhan remaja untuk membaca majalah wanita yang dapat menyebabkan perbedaan penggunaan kosmetik. Daerah asal dimasukkan dalam karakteristik internal remaja putri dengan alasan perbedaan lingkungan sosial budaya yang akan berpengaruh keinginan untuk membaca majalah. Uang saku dimasukkan dalam karakteristik internal remaja putri dengan alasan perbedaan jumlah uang yang dimiliki remaja putri dapat mempengaruhi minatnya untuk membaca majalah wanita.
Karakteristik eksternal remaja yang dilihat dalam penelitian ini adalah penghasilan orang tua. Penghasilan orang tua dimasukkan dalam karakteristik eksternal remaja putri dengan alasan perbedaan jumlah uang yang dimiliki oleh orang tua remaja putri akan berpengaruh terhadap konsumsi dan minat membaca majalah wanita.
Pola membaca majalah wanita seperti frekuensi membaca dan lamanya membaca dapat memiliki hubungan dengan ketertarikan penggunaan kosmetik. Frekuensi membaca diduga dapat mempengaruhi persepsi remaja putri terhadap ketertarikan remaja putri menggunakan kosmetik. Lamanya membaca juga dapat mempengauhi ketertarikan remaja putri dalam penggunaan produk kosmetik.
Ketertarikan penggunaan produk kosmetik pada remaja putri diukur melalui beberapa pertanyaan seputar iklan di majalah wanita yang mewakili iklan kosmetik yang ada, yaitu produk kosmetik perawatan wajah, perawatan rambut dan perawatan tubuh. Pernyataan seputar iklan kosmetik pada majalah berisi tentang ketertarikan akan penggunaan produk kosmetik dan kebutuhan serta kriterianya. Ketertarikan penggunaan produk kosmetik pada remaja putri pada iklan majalah dianggap mempunyai hubungan dengan tingkat penggunaan produk kosmetik pada remaja putri. Ketertarikan penggunaan kosmetik dalam iklan majalah juga sangat dipengaruhi oleh jenis majalah yang dibacanya.

Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Aktivitas Membaca Majalah Wanita dengan Tingkat Penggunan Produk Kosmetik Oleh Remaja Putri

 
















Keterangan:                 Memepengaruhi

G.    Metode
a      Jenis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner, serta studi pustaka sebagai alat pengumpulan data.

b      Lokasi
Penelitian dilakukan di FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja (purposive) mengingat efisiensi biaya, jarak, akses dan waktu dari peneliti. Selain itu, pemilihan responden remaja putri Mahasiswa FISIP Komunikasi UNS dilakukan karena dianggap mampu mewakili mahasiswa putri lainnya yang tengah mengenyam pendidikan di tingkat sarjana lainnya. Pemilihan responden adalah remaja usia mahasiswa dengan pertimbangan bahwa masa remaja merupakan masa transisi menuju dewasa, dimana pada masa ini merupakan tahap paling puncak dan menonjol dalam proses perkembangan remaja yang mudah terpengaruh oleh lingkungan. Selanjutnya, dalam penelitian ini juga ingin dilihat sejauh mana ketertarikan remaja putri terhadapa tingkat penggunaan kosmetik yang ditampilkan dalam iklan kosmetik di majalah wanita mempengaruhi remaja putri dalam menggunakan produk kosmetik.

c      Populasi Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Komunikasi FISIP UNS. Pemilihan populasi adalah berdasarkan pertimbangan bahwa lingkungan kampus sebagai lingkungan sosial dan tempat interaksi mereka (setelah lingkungan rumah) sehari-hari. Setelah responden ditentukan, selanjutnya dilakukan pengisian kuesioner agar dapat diperoleh informasi yang lebih akurat. Pemilihan responden dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa responden dapat dengan mudah ditemui dan tidak tersebar secara geografis.
Penarikan
responden dilakukan dengan Teknik Purposive Sampling atau yang disebut juga dengan
Judgemental Sampling, dimana responden diambil berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh peneliti (Prasetyo dan Jannah, 2005). Kriteria responden
yang ditetapkan oleh peneliti adalah responden yang berjenis kelamin perempuan dan
merupakan siswi SMUN 1 Bogor tahun ajaran 2008/2009.

d     Definisi Konsep

e      Definisi Operasional Konsep
1.    Usia adalah umur responden yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai dengan tahun 2012.
2.    Motif adalah alasan ataupun dorongan remaja putri untuk menonton televisi, yaitu motif untuk mencari informasi, untuk mencari hiburan, dan untuk integrasi dan interaksi sosial.
3.    Daerah asal adalah daerah dimana remaja putri tinggal atau dibesarkan
4.    Uang saku adalah jumlah uang (dalam rupiah) yang diberikan oleh orang tua kepada remaja putri untuk membiayai pengeluaran per bulan, seperti membeli makan, membeli pulsa, jajan, membeli baju, iuran sekolah dan membeli perlengkapan sekolah.
5.    Penghasilan orang tua adalah jumlah pendapatan (dalam rupiah) yang diterima orang tua setiap bulannya, dari pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
6.    Lamanya menonton adalah seberapa lama seorang remaja putri menonton televisi dalam waktu satu hari.
7.    Frekuensi menonton adalah seberapa sering atau berapa kali seorang remaja putri menonton televisi dalam waktu satu hari.
8.    Penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri adalah penggunaan produk kosmetik oleh remaja putri setelah melihat iklan.

f       Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui 2 cara, yaitu:
a      Data Primer
Kuisioner yaitu sejumlah petanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden yang sifatnya tertutup.
b      Data Sekunder
Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang bersumber dari buku literatur, hasil penelitian terdahulu, dan berbagai dokumen, serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kajian dan objek penelitian. Catatan yaitu dapat berupa hasil riset dari berbagai jurnal dan artikel.

g      Analisis

H.    Keterbatasan Penelitian

Daftar Pustaka

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
Tambah Yuk
Widget by IB | Template Design

Artikel Terkait:

Widget by:IB | Template Design

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

Hidup dengan NILAI lebih
Lihat profil lengkapku

Daftar Blog Saya

Pengikut

© 2009 Free Blogger Template powered by Blogger.com | Designed by Amatullah |Template Design